Jumat, 29 Oktober 2010

DIGITAL CINEMA


Digital cinema bisa diartikan sebagai film yang berformat digital yang mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak, pendistribusiannya bisa melalui perangkta keras berupa piringan optik seperti DVD (Digital Versatile/Video Disc) ataupun melalui satelit, bahkan sekarang sudah banyak yang memanfaatkan teknologi blueray, karena memiliki kualitas gambar yang jauh lebih baik daripada DVD.


-----Teknologi Dalam Film

Tahun 1988 Edison mengembangkan alat yang disebut kinetograph. Gambar terekam menjadi suatu susunan kejadian pada suatu waktu dalam sebuah silinder yang permukaannya sensitif terhadap sinar dan dapat dimainkan secara manual.Proyektor film pertama kali ditemukan oleh Lumiere bersaudara pada tahun 1985. Caranya adalah dengan menyinari cahaya melalui garis dari transparansi gambar dan membesarkannya dengan menggunakan lensa optik.

Edison menemukan sistem untuk film yang bersuara pada tahun 1913, namun kesuksesan pertama atas aplikasi dari sistem ini pada tahun 1927. selanjutnya, ditemukanlah cara untuk merekam suara yang mempermudah alur ceritaFilm berwarna lahir sekitar 1910, tapi proses pewarnaannya harus dikemas dengan teliti dan seksama dengan menggunakan tangan, dari satu frame ke frame lainnya di setiap hasil cetaknya. Film berwarna tidak dapat digunakan secara luas sampai CinemaScope memproses debut warna fotografi di tahun 1939.

-----Special effect

Special effect adalah sebuah istilah dalam film untuk membuat gambar yang tidak nyata. Ada beberapa jenis special effect, dengan membuat model atau animasi komputer. Biasanya film-film action menggunakan sepcial effect untuk membuat gambar atau benda yang akan berbahaya atau membutuhkan banyak uang untuk di buat pada kehidupan nyata.

Special effect berkembang di tahun 1933, contohnya adalah pada film King Kong. King Kong adalah film pertama yang menggunakan sebuah teknik yang disebut dengan front projection.Film digital berbentuk kepingan. DLP (digital light projector) memiliki sebuah mikrocipdengan jutaankaca mini di permukaannya. Setiap kaca akan mengatur jutaan titik yang membentuk jutaan pixel warna primer menjadi sebuah tampilan film.

------Perbedaan Digital Cinema dengan Conventional Digital

Perbedaan yang paling mendasar antara Digital Cinema dengan Conventional Digital adalah dalam hal visualisasi dan suara. Pada digital cinema, Visualisasinya berbentuk garis-garis, sementara Conventional Digital yang menggunakan media pita seluloid, sehingga terkesan struktur visualisasinya berupa titik-titik. Sedangkan untuk kualitas suara, Digital Cinema hanya dapat memberi kualitas suara stereo. Sementara conventional Digital, memiliki kualitas suara dolby surround.

-----Proses Pembuatan Film

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai tahap pembuatan film, ternyata dalam membuat sebuah film itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan, untuk menghasikan sebuah film yang berkualitas dibutukan kemampuan yang cukup, agar film yang digarap bisa memikat masyarakat untuk menontonnya.

Pra Produksi

Pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, diantaranya meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staff dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, serta persiapan-persiapan lainnya.

Produksi

Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, tahap ini merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna.

Pascaproduksi

Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pemberian suara/music, pengkoreksian warna, menambah animasi, dan sebagainya, yang bertujuan untuk menambah nilai jual sebuah film.

-----Film Dengan Teknologi Digital

Sebuah genre film yang diwakili oleh film 'Star Wars'. Dari awal juga kita semua tahu sendiri bahwa film ini mempertunjukkan kepada penonton betapa teknologi pada sebuah masa yang entah itu sangatlah maju. Diawali dengan trilogi yang sudah seperti 20 tahun lebih maju daripada zamannya, mulai tahun 2000, George Lucas berketetapan untuk menyelesaikan trilogi Star Wars. Seiring berkembangan zaman kemudian berkembanglah teknologi efek 3 dimensi, yaitu AVATAR. Film Avatar karya James Cameron yang dirilis pada akhir tahun 2009 lalu sukses menjadi film terlaris sepanjang masa dengan meraup uang penjualan tiket sekitar US$ 2,7 miliar ( Rp.26 triliun) di seluruh dunia. Avatar berhasil “menaklukkan” Titanic yang menjadi film terlaris sepanjang masa sejak diliris sekitar 12 tahun yang lalu. Film ini diproduksi oleh LightStrom Enteraiment, yang menggunakan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery) hasil kerja sama dengan Weta Digital asal Selandia Baru. Pengambilan gambarnya menggunakan sistem kamera fusion 3D, dan menggunakan sentuhan resolusi film 3D high-resolution dari Los Angles Studio, yang kemudian harus diterjemahkan ke dalam komponen film. “Produksi Avatar menghasilkan puluhan terabyte data dalam berbagai format, termasuk file digital yang besar dan file metadata instruksional,” tulis Isilon, seperti yang dikutip The Register, Rabu (23/12).

Lahirnya film Avatar dapat dikatakan menjadi awal terobosan baru dalam dunia film layar lebar yaitu menggunakan efek 3 Dimensi (3D) dengan program komputer Generated Imagery, grafis yang menghadirkan konsep high definition (HD) dan animasi komputer yang canggih. Hal inilah yang mungkin menjadi dasar dari kesuksesan Avatar menjadi film terlaris karenamenawarkan konsep tontonan yang berbeda dengan film-film sebelumnya.

http://www.smartsolutions.co.id/avatar-film-terlaris-sepanjang-masa

http://simple.wikipedia.org/wiki/Special_effects

http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=697&Itemid=9

Tidak ada komentar: