Kamis, 28 Oktober 2010

DIGITAL MUSIC

---------------------------------------------------------

Sebelum kebudayaan tulisan dikenal, orang menciptakan kebudayaan dalam bentuk lisan seperti nyanyian, cerita, music, dan, dongeng yang disebut folklore. Seiring berjalannya waktu, teknologi perekam musik kemudian mengalami perkembangan yang sangat pesat dari masa kemasa.

Tahapan-tahapan perkembangan teknologi musik digital dimulai dari teknologi musik yang paling tua berbentuk analog, kemudian perkembangan pesat ditunjukkan oleh peralatan rekaman musik terdapat selama tahun 1800 s/d 1900-an. Teknologi rekaman akustik pertama diciptakan oleh Thomas Edison pada 1877, dia membuat sebuah prototype dari phonopgraph, yang dapat menghasilkan ritme, dimana gelombang suara direkam sebagai identitas pada sebuah silider yang berputar yang diselimuti dengan malleable tinfoil, dan suara secara mekanis dilewatkan sebuah terompet Victrola, pendengar memutar silinder dengan menggunakan mekanisme kerja jam tangan. Phonograph populer sebagai alat perekam, yang digunakan pada tahun 1890.

Selama perkembangannya, silinder digantikan dengan sebuah disket gramophone tipis yang mudah dipindahkan, ditemukan pada 1882 oleh Emily Berliner, dimana silinder dalam phonograph tadi diberi energi elektromagnetik, alat elektronik ini, menggerakkan stylus, yang kemudian digeneralisasikannya dan disalurkannya ke speaker. Ini merupakan aktivitas utama elektromagnetik dalam sebuah speaker yang bertugas untuk menggetarkan membran didalam speaker.

Teknologi rekaman sampai pada titik electric microphone dimana membran merupakan alat penangkap gelombang elektromagnetik suara, kemudian dengan metode yang berbeda ia mengubah gelombang tersebut dengan menggunakan energi mekanik dari gelombang suara ke dalam sebuah bentuk eletrik mekanis.

Format lain yang ditawarkan adalah Magnetic tape yang terbadi dalam beberapa perkembangan yaitu “eight-track cattridge tape”, yang diperkenalkan pada tahun 1965 sebagai sebuah alat perekam musik. Kemudian audiocassette yang diperkenalkan pada 1963, dan dikembangkan lagi tahun 1970. Cassette tape dengan ukuran lebih kecil diperkenalkan pada tahun setelahnya dikenal sebagai alat pemutar dan perekam musik, sedangkan eight-track cattridge tape hanya digunakan sebagai perekam musik saja. Kekuatan kaset magnetic ini berbeda-beda bergantung pada intensitas gelombang suara magnetic yang ditangkap oleh mic perekam pada saat tertentu. Ketika musik dimainkan, kaset akan berpindah ke bagian pita elektromagnetik yang lain, kemudian dibaca lagi, dengan merespon pola-pola magnet yang tersimpan dalam (pita) kaset dengan mengirimkannya pada sebuah bagian eletrik tertentu.

Compact Disc hadir pada tahun 1982, mengubah data suara dalam keadaan 0 dan 1 pada data komputer. Selama pemutaran musik, laser yang lainnya bersinar pada permukaan disket, namun sinar tersebut dilemparkan kebagian yang lain, laser berpindah ke bagian yang lain dan merefleksikan sinar-sinar tersebut ke bagian yang lain dan kemudian menghasilkan suara yang berbeda dalam waktu yang berbeda. Superaudio Compact Disc (SACD) membawa informasi suara dengan lebih konvensional, dengan membawa 8 kali kualitas suara yang lebih baik, dengan hasil yang lebih kaya dan kemampuan suara multichannels.

MP3 berkembang menggunakan kompresi digital yang tidak dapat memproduksi secara sempurna namun suara yang dihasilkan sebaik pendengar yang mendengarkan langsung. Kemudian fasilitas semakin lengkap dengan multi-channel sound, yang hadir dengan dua teknologi pembaca yaitu audio CD dan DVD. Kemudian muncul MPEG4 yang mampu menampilkan tayangan video sebaik suara yang dihasilkan.

Musik tadi kemudian bukan hanya disiarkan dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi namun juga disiarkan sebagai kebutuhan publik dengan menggunakan radio. Perkembangan radio memberi kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan musik. Radio sendiri dibagi menjadi dua modulasi. Pertama, Amplitudo Modulasi (AM), dengan karakterisktik suara dipancarkan dengan perbedaan ketinggian atau amplitude gelombang, arus elektrik dari mikrofon disatukan (dikombinasikan) dengan alat elektromagnetik yang cocok dengan frekuensi radio, gelombang elektromagnetik meningkatkan kelemahan gelombang arus elektrik dalam antena radio, di malam hari dapat diperdengarkan dalam jarak ratusan mil, karena gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari pemancar ini dipantulkan melakui atmosfir yang dapat memancar ke sepanjang horizontal. Dan modulasi kedua adalah Frequency Modulasi (FM) dengan karakteristik frekuensi lebih statis, salurannya sangat lebar, sehingga dapat memancarkan dua jenis gelomang sekaligus,jarak hanya menjangkau 35 mil.

Radio dalam definisi yang lebih baru merupakan sebuah alat pengirim suara yang diubah dalam data komputer, sehingga dapat meningkatkan kualitas suara dan membuat sinyal radio lebih kuat. Radio mengirimkan musik ke wilayah dengan mengunakan satelit, dengan alat peneima berupa antena. Satelit beroperasi pada orbital 2/3 geosynchronous, hal ini juga memungkinkan pemberitaan mengenai prakiraan cuaca. Penyiaran kemudian berkembang keara web-cast, yaitu penyiaran berbagai informasi melalui gelombang yang disediakan internet, kemudian berkembanglah radio internet.

Musik dan radio sebagai hiburan bersifat audio kemudian berkembang kearah yang lebih kompleks yaitu berupa audiovisual yang ditampilkan dalam bentuk film. Teknologi pertama bentuknya dengan menaruh beberapa gambar berkelanjutan ke dalam sebuah silinder berputar. Kemudian silinder itu diputar sehingga rangkaian gambar seolah bergerak. Kemudian Thomas A. Edison menemukan kamera motion picture pertama dan juga proyektor yang dipakai untuk memproyeksikan film di layar yang besar.

Perkembangan film melalui masa film bisu pada tahun 1903-1927, dengan gambar hitam putih. Mengandalkan ekspresi pemain dan subtitle untuk menampilkan film. Musiknya dimainkan secara langsung. Film bisu masih bertahan sampai sekarang dan bertahan pada visualisasi penonton.

Tahun 1295 asisen Thomas Alfa E. berexperimen dengan film yang memakai suara. Film yang menggunakan suara ini pertama kali mengguanakan 2 track musik yang direkam kemudian disesuaikan dengan adegan di film. Tahun 1948, film mendapat tantangan dari TV karena banyak orang akhirnya tinggal di daerah suburban yang tidak terjangkau oleh bioskop. Akhirnya industri film bekerja sama dengan industri TV. 1970an-1990an Steven Spielberg menemukan bahwa film punya visual intensity lebih dibandingkan TV, Sekuens dari aksi, striking landscape dan special efek menjadi keuntungan film. Ketika teknologi Dolby dan Surround Sound System muncul dan berkembang menjadi makin canggih, hal ini memberikan film bioskop karateristik pembeda dari TV.

Adanya tekonologi VCR (Video Cassete Recording) membuat industri film bangkit. Berkembangnya komputer membuat film bisa lebih mudah diedit dan diubah. Perkembangan teknologi film yang pertama dimulai dengan teknoogi system recording, dimana serangakaian gambar diletakkan dalam frame yang berputar sehingga gambar seolah bergerak. Prosesnya dimulai dari Kinetograf, dimanagGambar direkam, 1 frame per detik, revolving cylinder yang digerakkan oleh tangan dengan permukaan yang sensitif terhadap cahaya. Teknologi piringan fotografik silindrikal ini yang nantinya akan menghasilkan Kodak film. Kemudian movie projector memasukkan cahaya melewati lembaran dari transparansi gambar dan memperbesar gambar dengan sebuah lensa optikal. Jika frame berubah dengan cepat, penonton akan merasakan gambar yang berkelanjutan. Untuk menyatukan suara kedalam film digunakan teknologi fotoreseptor yang mengambil variasi dari pencahayaan melewati track suara dan mereproduksinya kembali sebagai aliran listrik lemah yang dimasukkan ke dalam amplifier dan speaker bioskop. Walaupun sama dalam hal metode mosi gambar dengan bioskop, namun semua titik cahaya yang bergerak dalam TV, pergerakannya sangat cepat sehingga mata melihat sebuah runtutan gambar dengan pergerakan yang sangat cepat dalam TV.

Pada tahun 1884, Paul Nipkow (Jerman) memiliki ide untuk melakukan scan pada beberapa gambar, kemudian mengubahnya kedalam beberapa macam cahaya yang digerakkan secara beurutan, secara mekanis Jepkins dan Braid mengembangkan prinsip ini, dimana gambar diputar dalam sebuah sinar melewati perforasi yang disk yang berputar, hasilnya hanya dapat ditanpilkan outline dari gambar-gambar bergerak.

Dalam keseluruhan metode yang digunakan dalam TV, gambar akan diubah kedalam sebuah titik pada sinar tertentu yang dapat diubah dari bagian gelap ke bagian terang (bergerak melaui pixel). Sinar menghasilkan sebuah reaksi elektrik yang ditembakkan ke gambar, ketika sinar mengenai objek, ia akan menyebabkan objek tersebut tampak bersinat, semakin banyak elektron pada objek maka objek akan semakin terlihat. Gelombang elektrik dan elektromagnetik yang digerakkan akan berinterksi satu dengan yang lainnya. Electromagnet akan bergerak berputar pada gambar dalam sebuah leher pipa dan kemudian menabrak garis-garis tertentu pada layar yang mengahsilkan gambar secara penuh dalam layar melalui pixel atau element gambar pada waktu tertentu. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih 30 detik, setiap pixel memerlukan 525 garis yang dibagi menjadi dua gelombang masing-masing 262 pada pertengahan waktu.

Gelombang pentiaran TV, tidak jauh berbeda dengan penggunaan gelombang AM pada radio, hanya saja ia memiliki variasi frekuensi yang lebih tinggi dengan korespondensi nilai gelap terang dalam menampilkan gambar dan suara. Suara dalam TV menggunakan metode FM, dengan sinyal yang terbagi, sedangkan informasi warna dibawa oleh chrominance yang berupa sinyal. Dalam perkembangannya gelombang frenkuensi kemudian dibagi menjadi dua yaitu VHF (very high frequency) dan UHF (ultra-high frequebcy) yang masing-masing dapat menampilkan penyiaran dengan metode yang berbeda baik denga menggunakan kabel, maupun dengan menggunakan sinyal internet.

Dengan demikian sebuah musik berkembang, dalam keadaan audio yang akhirnya berkembang dan dikombinasikan dengan gambar yang menghasilkan audiovisual.

Kini banyak teknologi media perekaman bermunculan, seperti CD-RW, DVD, SACD dan DVD-A. Teknologi perekaman music berkembang seiring dengan perkembangan teknologi computer. Dengan adanya music player seperti, iPod dan ZEN, memungkinkan kita untuk menyimpan ribuan lagu dalam format digital, seperti MP3, WMA, WAV, dan AAC, dengan mudah karena music kini dapat berbentuk data yang mudah dipindahkan ke dalam media lain. Saat ini kebanyakan orang sudah jarang membeli kaset di toko music. Kebanyakan dari mereka cenderung lebih suka membeli CD MP3 atau langsung mengunduh di situs-situs penyedia pengunduhan untuk file musik seperti iTunes dan Napster menyediakan layanan tersebut, dan kita dapat mengunduh music yang kita sukai dengan legalitas yang terjamin. Namun di tengah mudahnya akses penyedia layanan music, banyak permasalahan muncul, seperti pembajakan music digital. Di Indonesia sendiri media perekam tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Akan tetapi seiiring berjalannya waktu, beberapa dari media perekam tersebut mulai tidak digunakan lagi secara umum, kecuali untuk mereka yang mencintai dan mengoleksinya.

Sebagai contoh media penyimpanan musik digital yang terkenal saat ini yaitu iPod.

iPod adalah merek serangkaian perangkat pemutar media digital yang dirancang dan dijual oleh Apple Computer (Hewlett-Packard juga sempat menjual produk tersebut dengan nama Apple iPod + HP). Nama "iPod" juga dahulu merupakan nama salah satu varian pemutar media digital dalam rangkaian tersebut (varian ini kini disebut "iPod classic"). Sebagian besar varian iPod memberikan antarmuka pengguna (user interface) yang sederhana dengan menggunakan disain dalam bentuk roda putar (scroll wheel). iPod classic menyimpan datanya di dalam sebuah hard drive, sementara model lainnya menggunakan flash memory. Seperti sebagian besar perangkat pemain musik lainnya, iPod bisa digunakan sebagai hard drive eksternal bila disambungkan ke sebuah komputer.

iPod bisa memainkan dokumen dengan format MP3, WAV, AAC/M4A, Protected AAC, AIFF, Audible audiobook, dan Apple Lossless. Alat tersebut tidak bisa memainkan dokumen dengan format OGG Vorbis, FLAC, Windows Media Audio (WMA), atau RealAudio. Apple Computer mungkin tidak akan mendukung format tersebut, karena mereka dianggap sebagai saingan piranti lunak QuickTime yang dikembangkan Apple Computer. Piranti lunak iTunes versi Windows bisa mengubah dokumen WMA menjadi AAC dengan pengecualian pada dokumen yang memiliki copy protection.

Apple mendisain iPod untuk bekerja dengan piranti lunak iTunes, yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur koleksi musiknya di komputer dan iPod. iTunes bisa secara langsung menyelaraskan sebuah iPod dengan koleksi lagu tertentu atau dengan seluruh koleksi yang dimiliki penggunanya pada saat iPod tersebut disambung dengan sebuah komputer.

iPod memiliki beberapa daya tarik sebagai sebuah pemutar media digital sebagai berikut:

  1. Fungsinya canggih
  2. Desainnya elegan
  3. Kompatibel dengan Personal Computer (walaupun tidak sejak peluncuran pertama)
  4. Terkait dengan produk/pelayanan lain
  5. Mendapat sorotan yang sangat besar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perekam_suara
http://www.waena.org/index.php?
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1336&Itemid=44
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1339&Itemid=44
http://id.wikipedia.org/wiki/IPod
http://ciputraentrepreneurship.com/perusahaan-a-merek/internasional/merek/3819-ipod-pemutar-musik-dari-apple.html

Tidak ada komentar: