Selasa, 26 Oktober 2010

TELEVISI DIGITAL



Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar,suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

Perkembangan TV digital di Indonesia

Industri televisi Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1962 dimulai dengan pengiriman teleks dari Presiden Soekarno yang berada di Wina kepada Menteri Penerangan Maladi pada 23 Oktober 1961. Presiden Soekarno memerintah Maladi untuk segera mempersiapkan proyek televisi. TVRI adalah stasiun televisi pertama yang berdiri di Indonesia.

Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan dengan siaran analog sebagai masa transisi.

Tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji coba siaran televisi digital. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia menetapkan DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak.

Stasiun-stasiun televisi swasta memanfaatkan teknologi digital pada sistem penyiaran terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit, merekam, dan menyimpan program yang memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu kanal transmisi.

Sistem penyiaran digital di Indonesia menggunakan sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB) yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan secara terestrial (DVB-T) untuk pengguna rumah dan siaran video digital berperangkat genggam (DVB-H). Siaran DVB-H menggunakan kanal 24 dan 26 UHF dan dapat diterima oleh perangkat genggam berupa telepon seluler khusus. Keutamaan DVB-H adalah sifat siaran yang kompatibel dengan layar telepon seluler, berteknologi khusus untuk menghemat baterai, dan tahan terhadap gangguan selama perangkat sedang bergerak.

Di Jakarta, televisi digital memang barang baru. Sejak pertengah an 2008, TVRI dan Konsor sium Televisi Digital Indonesia (KTDI) di Ibu Kota telah melakukan uji coba selama satu tahun.

Namun, dalam evaluasi kinerjanya, fitur siaran uji coba televisi digital tersebut tidak memunyai perbedaan dengan siaran televisi analog sehingga masyarakat tidak merasakan manfaatnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan fitur siaran televisi digital tersebut. Sebenarnya BPPT telah melakukan kajian mengenai teknologi televisi digital agar nantinya bisa membedakan secara signifikan dengan televisi analog sejak 2007.

Manfaat Penyiaran TV digital

· TV digital digunakan untuk siaran interaktif.

· Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif, layanan komunikasi dua arah seperti internet.

· Penyiaran TV digital terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV bergerak (mobile TV/HP). Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil.

· Penyiaran TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.

· kualitas gambar yang ditawarkan jauh lebih baik daripada televisi analog yang akan semakin memanjakan mata bagi pemirsanya.

· signal digital tahan terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code).

· Dari segi bisnis, DTV memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi analog.

· Dengan sistem yang ada pada DTV, pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton televisi, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program.

· efisiensi di banyak hal antara pada spektrum (efisiensi bandwidth), efisiensi dalam network transmission, transmission power, dan power konsumsi.

masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan TV analog untuk menerima siaran analog, kini mereka harus berpindah dan membeli pesawat televisi digital yang mendukung program DTV. Bagi mereka yang keberatan untuk membeli televisi digital, mereka tetap dapat menikmati siaran digital, namun sebelumnya mereka harus membeli top set box yang merupakan konverter sinyal digital menjadi sinyal analog. Namun telah hadir televisi digital yaitu Polytron merupakan sebuah televisi yang telah menyisipkan teknologi digital ke dalamnya untuk menerima siaran televisi DVB-T tanpa perlu menggunakan perangkat tambahan lagi.

Sedangkan Polytron Set Top Box adalah sebuah perangkat tambahan untuk menerima sinyal digital yang dipancarkan oleh sistem DVB-T yang kemudian diubah ke dalam sinyal analog agar dapat ditampilkan pada monitor TV analog. Set-Top Box yang berfungsi menerima dan merubah sinyal digital menjadi sinyal analog.

Set-Top Box berguna untuk meminimalkan resiko kerugian (baik bagi operator TV maupun masyarakat) agar pesawat penerima analog dapat menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital, sehingga pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog secara perlahan-lahan dapat beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini

http://galihprakoso.blogspot.com/2010/03/tv-digital-dan-prospeknya-di-indonesia_26.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital

http://gaptek28.wordpress.com/2009/03/04/uji-coba-siaran-televisi-digital/

http://televisidigital.com/perubahan-televisi-analog-menjadi-televisi-digital.html

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=58529

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=58529

Tidak ada komentar: