Jumat, 21 Mei 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

….Cita-cita

Cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan, dan tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin di peroleh sesorang pada masa mendatang. Dengan demikian, cita-cita memiliki pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup yang akan datang.
Dapat atau tidak nya sesorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu bergantung pada 3 faktor. Pertama, manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita. Kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya. Dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai. Berikut ini diberika uraian masing-masing faktor.
a) Faktor Manusia
Untuk mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusianya sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi dengan kemampuan tidak akan pernah mencapai cita-citanya, dengan kata lain hanya berkhayal saja. Keadaan ini banyak menimpa anak-anak muda. Mereka mangalami kesulitan dalam mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang atau tidak mengukur dengan kemampuannya yang ada dan sering menimbulakan apa yang disebut frustasi.
Sebagian anak muda yang lain karena memiliki kemampuan keras dan kemampuan untuk mencapai apa yang dicita-citakan biasanya berhasil, karena cita-citanya itu dijadikan sebagai motivasi untuk mencapainya. Selain kedua jenis manusia diatas, ada lagi satu jenis manusia yang hanya pasrah menerima hidup ini seperti apa adanya. Menurutnya semua yang telah datang dan akan terjadi dalam hidupnya sudah diatur oleh Yang Mahakuasa sehingga tidak perlu untuk berbuat apa-apa lagi. Manusia seprti ini dapat dikatakan sebagai manusia yang tidak mempunyai cita-cita dan akan tertinggal oleh arus masyarakat yang terus berkembang untuk maju dan makin meningkat.


b) Faktor Kondisi
Pada umumnya ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi tercapainya cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan factor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita. Misalnya karena faktor ekonomi, seorang pelajar yang ekonomi orang tuanya diatas rata- rata mampu melanjutkan studinya untuk menjadi seorang dokter di perguruan tinggi, dan hal ini merupakan factor yang menguntungkan, sedangkan seorang pelajar yang ekonomi orang tuanya lemah tidak mampu melanjutkan studinya untuk menjadi seorang dokter di perguruan tinggi, dan hal ini merupakan factor yang menguntungkan.
c) Faktor Tingginya Cita-cita
Tingginya cita-cita merupakan salah satu hal yang harus dipegang oleh seorang manusia yang ingin mencapai cita-citanya. Namun banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan bagaimana tingginya cita-cita yang ingin dicapainya. Bagaimanakah factor manusianya? Mampukah yang bersangkutan mencapainya? Bagaimanakah factor kondisinya, mungkinkah hal itu? Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang?
Untuk mencapai cita-cita seseorang hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan sesorang secara bertahap mencapai apa yang diidamkannya. Pada mulanya, dialakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dialaluinya.

Tidak ada komentar: