Senin, 17 Mei 2010

SADAO WATANABE SAXOPHONIS YANG PALING BERPENGARUH DI JEPANG

Berbicara tentang jazz di negeri sakura Jepang, tidak mungkin rasanya tidak menyebut nama Sadao Watanabe. Karena diialah musisi yang sampai saat ini paling berpengaruh di negara matahari terbit tersebut. Sadao sekaligus musisi jazz yang disegani dan dihormati di Jepang. Walau saat sekarang usianya sudah semakin lanjut yakni 74 tahun, namun kiprahnya tak kalah dengan musisi jazz muda dan ketika ditanyakan padanya apa rahasianya hingga staminanya sangat prima, dia hanya memberikan jawaban “I love music very much”.
Permainan alto sexophonnya memiliki banyak warna, Sadao pernah menghasilkan rekaman dengan genre musik bebop yang mendapat acungan jempol dari kritikus jazz. Musik pop Brazil juga mempengaruhi banyak komposisi yang dia ciptakan dan mainkan. Sementara di lain waktu, Sadao Watanabe bermain musik dengan pemain dari afrika. Namun dia sendiri mengaku permainan alto saxsophone nya banyak di pengaruhi oleh Grover Washington Jr.
Sadao Watanabe lahir di Utsunomiya, Tachigi (dekat Tokyo), 1 Pebruari 1933. Pada usia yang masih sangat belia 15 tahun dia sudah tertarik mempelajari clarinet, setelah menonton Birth Of The Blues dengan bintang utama Bing Crosby yang bermain sebagai peniup clarinet. Setelah lulus SMA barulah Sadao meniti karir menjadi seorang musisi professional dan menetap di Tokyo.
Memperoleh kesempatan bermain saxophone untuk pertama kalinya ketika dia bergabung dengan sebuah kelompok band Cosy Quartet yang dipimpin oleh seorang pianis terkemuka Tashiko Akiyoshi, sebuah big band jazz terbaik di Jepang tahun 1956. Tiga tahun kemudian setelah kembalinya Sadao dari belajar di Barklee College Of Music, Boston Amerika Serikat pada tahun 1956, Sadao mengambil alih pimpinan band tersebut.
Pada tahun 1962 dia kembali kekampusnya di Boston. Tahun 1965 sempat berkolaborasi bersama Gary McFarland dan Chico Hamilton. Setelah itu dia kembali ke Jepang dan membuka sekolah musik untuk anak_anak. Pada tahun yang sama membuat album rekaman dengan Charlie Mariano.
Pada musim panas tahun 1968 untuk pertama kalinya Sadao Watanabe tampil di Newport Jazz Festival. Pada Maret 1969 tampil di Swing Journal Concert, sebagai pernyataan terimakasih nya kepada Charlie Parker. Sadao semakin banyak meramaikan event-event jazz dunia seperti Montreux Jazz Festival. Tahun 1971 dia meraih penghargaan tertinggi dikarirnya sebagai seorang musisi jazz di Grand Award pada festival kesenian yang di selenggarakan oleh pemerintah Jepang, untuk konser yang diberi judul Sadao Watanabe Resital.
Berangkat ke Afrika, untuk membuat komposisi musik film yang berjudul The Ujama pada tahun 1974. Kembalinya dari sana Sadao membuat rekaman seri dengan judul Jazz For Myself, sebuah autobiografi dengan produser Arachi P.C.
Charlie Parker dan Gary McFarland adalah dua tokoh jazz dunia yang menjadi sumber inspirasinya. Sadao pun ikut serta pada Coast To Coast US Tour 1981, dan pada akhirnya event ini melambungkan namanya keseluruh penjuru dunia. Tahun 1988 dia mampir ke Brazil dan membuat album berlebel Elis dengan mengusung vocalis Toquinho dimana aransemen musiknya dikerjakan oleh Cesar Camargo Mariano.
Pada September 1994 Sadao sempat bermain di Blue Note Jakarta. Musisi kebanggan Jepang ini juga sering memamfaatkan perjalanan shownya di beberbagai belahan dunia dengan mencoba memadukan musik dan irama dari negara-negara yang dikunjunginya dan tak heran kalau namanya semakin menonjol di percaturan jazz dunia.
Tak terhitung sudah album album rekaman yang dihasilkannya, tercatat antara lain adalah Sadao Watanabe, Iberian Waltz, Round Trip, Pastoral, The In Sound.
Sadao Watanabe yang dianggap sebagai peletak kontruksi musik jazz di Jepang memang seringkali mendapat penghargaan dari pemerintahnya sendiri dan masyarakat di Amerika Serikat atas hasil kerjanya di dunia musik, dan kerjasama kebudayaan antar bangsa. Pada tahun 1995 dia mendapatkan tiga penghargaan prestisius, Cultural Honors Award Of Tokyo, dari permerintah Jepang dan Imperial Purple Ribbon Medal dari Kekaisaran Jepang, serta dianugrahi Honorary Decorate Degree dari Barklee College Of Music.
Peringatan 50 tahun berkarya di dunia musik, diperingatinya dengan tour di Jepang dan Los Angeles pada tahun 2001. Lantas selama dua tahun berikutnya Sadao mendapatkan penghargaan lagi yaitu The 1st Cultural Honors Award Of Tochigi Prefecture (2002) dan MontBlanc International Culture Prize (2003).
Diusianya yang semakin lanjut dia banyak mendedikasikan hidupnya dengan menggunakan musik untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian, termasuk Sadao Watanabe Earth Sound pada Agustus 2005 yang menampilkan group perkusi dan paduan suara anak-anak yang berasal dari 5 benua. Pada tahun yang sama, Sadao Watanabe kembali mendapat penghargaan The Order Of Rising Sun yang diberikan kepadanya dengan upacara khusus.
Pada event Java Jazz Festival 2007 lalu, Sadao mrembuat kejutan dengan mengarahkan anak-anak dan remaja dari berbagai sekolah musik di Jakarta dan sekolah Internasional untuk menyanyi jazz dengan tajuk Children Are The Future dengan tujuan menyampaikan pesan kepada orang-orang di seluruh dunia untuk berhenti berperang, dan berselisih paham. Karena perseteruan dan kekacauan akan membuat masa depan anak-anak suram. Musik jazz yang sudah dihasilkan musisi yang satu ini bukan hanya memberikan kegembiraan buat penikmatnya namun juga jazz ternyata mampu menumbuhkan rasa kedamaian pada setiap orang.

Tidak ada komentar: