Senin, 17 Mei 2010

TRISUM : DIALOG 3 PENDEKAR GITAR INDONESIA

Decak kagum dan aplause yang luar biasa selalu menjadi pemandangan yang terlihat tatkala mereka manggung dimana saja, baik konser mereka di Java Jazz atau Jak Jazz bahkan ketika mereka manggung di Graha Bakti Budaya Tim, Jakarta, hingga konser ini dijadikan DVD Live Trisum yang pertama diedarkan untuk memuaskan para jazz lovers di Indonesia.
Trisum adalah sebuah kelompok musik jazz yang sangat menarik. Karena group yang satu ini adalah mungkin terasa agak unik. Trisum bisa dikategorikan sebagai sebuah band jam session. Pada awalnya Trisum adalah I Dewa Gede Budjana dan Tohpati Ario Hutomo. Menjadi tiga dengan hadirnya seorang bintang tamu. Gagasan bintang tamu ini adalah untuk memungkinkan musik Trisum mengeksplorasi wilayah_wilayah musikal yang lebih luas.
Pada album pertama yang mereka luncurkan yang diberi lebel 1st Edition, kelompok ini menghadirkan bintang tamu gitaris asal Gianyar Bali, I Wayan Balawan yang terkenal dengan teknik tapingnya. Sembilan lagu dialbum perdananya itu menghadirkan sebuah karya sang bintang tamu, disamping ciptaan Budjana, Tohpati, Ismail Marzuki dan dua lagu tradisional.
Sebagai bintang tamu Balawan diberikan keleluasaan bereksperesi disemua lagu. Inilah yang membuat Trisum menjadi semakin menarik. Karena berkolaborasinya tiga gitaris yang notabene berbeda aliran dan teknik bermain ini mampu menghasilkan karya_karya musik yang harmonisasi sangatlah terjaga tanpa terlihat ego dari masing_masing personilnya karena diantara mereka bertiga sudah menjadi satu.
Pada awalnya Trisum bernama B3, kependekan dari Budjana, Balawan dan Bontot (panggilan akrab Tohpati), yang bersepakat untuk bermain bersama. Saat itu mereka tampil dalam sebuah acara launching produk mobil mewah. Ketiganya ternyata juga secara pas menggambarkan motto acara launching tersebut. “Luxury, Ferformance & Dynamics”. Budjana mewakili Ferformance, Tohpati Lexury dan Balawan Dynamics.
Walau persiapannya sangat relatif singkat. Tidak dinyana banyak yang sangat terkesan dengan kolaborasi unik tiga musisi ini, Saat itulah Dhani “Pette” Widjanarko selaku manager mereka punya inisiatif untuk melanjutkan tiga gitaris kreatif ini untuk melanjutkan B3 ketahap yang lebih serius.
Kemudian mereka tampil lagi pada Java Jazz 2006, namun karena kawatir B3 dianggap terlalu meniru G3 kolaborasi tiga gitaris dunia yang telah dikenal sebelumnya, maka merekapun tampil dengan nama baru Trisum yang ketika itu mendapat sambutan hangat oleh jazz lovers.
Menyatukan tiga gitaris kampiun ini sebenarnya tidaklah mudah, selain mereka berbeda aliran musiknya dan juga tiga musisi ini memang punya proyek musik masing_masing. Budjana selain menjadi gitaris tetap di band Gigi juga seringkali menggarap solo albumnya sendiri, Begitu juga dengan Tohpati selain tetap eksis di groupnya Simak Dialog dia juga sering membuat album solo dan juga menjadi musisi tamu dibeberapa band. Dan Balawan yang memang punya group sendiri juga amat sering diundang manggung kebeberapa negara luar. Tidak heran kalau Trisum sebuah kelompok jazz yang keberadaannya sangatlah dnantikan oleh para pecinta jazz tanah air, walau nantinya mungkin pada perkembangannya Trisum menghadirkan bintang tamu selanjutnya tidak harus seorang gitaris, yang penting asal bisa melebur dengan konsep musik Budjana dan Tohpati, bisa saja nanti seorang drummer atau keyboardis atau pemain musik lainnya. Yang jelas Trisum sudah pula memperkaya genre jazz di Indonesia.

PROFILE 3 PENDEKAR GITAR TRISUM

TOHPATI

Saat SMP Tohpati bergabung dengan Splash Band bersama dengan Didi AGP, Cendy Luntungan, Ubiet dan Dian HP. Sebagai solois Tohpati sudah menghasilkan album antara lain Tohpati, Serampang Samba dan It’s Time yang di rilis 2008 ini Selain itu dia juga pernah mendapat penghargaan pada sejumlah festival musik prestisius. Tohpati juga sempat bermain dengan dua musikus jazz dunia yakni Eric Mariental dan Kenny Gerret saat berkunjung ke Indonesia membuat namanya makin dikenal dikalangan penggemar jazz tanah air dan yang paling berkesan buat Tohpati adalah ketika mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan Yellow Jacket yang mendapat respon yang luar biasa pada ajang Jak Jazz 2008 yang barusan berakhir Nopember tadi.
Selain bermain jazz Tohpati juga dikenal sebagai Music Director yang andal dialbum rekaman dan pentas besar sejumlah artis pop terkenal seperti Chrsye, Sheila Madjid, Andien, Kris Dayanti hingga Titi Dj. Tentu Tohpati masih aktif di group jazz Simak Dialog tempat dia mengekspresikan karya musiknya . Simak Dialog sendiri adalah group yang berdiri tahun 1993 atas gagasan pianis dan komposer Riza Arshad serta drummer Arie Ayunier juga diperkuat pemain bass Indro Hardjodikoro.

BUDJANA

Lahir di Klungkung Bali, 30 Agustus 1963. Budjana mulai belajar gitar semenjak berusia 11 tahun. Tahun 1976 keluarga Budjana pindah ke Surabaya, merasa kemampuannya amat terbatas, dia mengambil kursus gitar klasik yang membawanya pada John Mclaughlin dari Mahavisnu Orchestra.
Jazz mulai menarik perhatiannya tahun 1980, nama_nama seperti Pat Matheny, John Abercombie, Keith Jarret mulai akrab ditelinganya seperti musisinya jazz lepas lainnya, Ornette Coleman, Ronald Shanon dan pemain gitar modern Alan Haldsworth. Tetapi langkah besarnya tercatat ketika dia membentuk Sourrel Band saat bersekolah di SMA Negeri 2 Surabaya. Tahun 1984 Sourrel menjuarai Light Music Contest yang prestesius.
Merasa Surabaya tidak lagi mengakomodasi karirnya, Budjana hengkang ke Jakarta tempat dia bertemu Jack Lesmana yang tidak saja mengajarinya bermain, tetapi juga filosopi jazz.
Budjana lantas terlibat dalam sejumlah band diantaranya Spirit hingga menelorkan 2 album. Sementara kerja barengnya dengan Erwin Gutawa, Jimmy Manopo, Elfas Big Band dan Twilight Orchestra membuat wajah Budjana semakin akrab dimata public.
Tahun 1993 Budjana keluar dari Spirit, bergabung dengan Indra Lesmana dalam group Java Jazz yang bermain secara regular di Jamz. Setahun kemudian album Bulan Diatas Asia lahir ditahun yang sama saat mereka tampil di North Sea Jazz Festival Denhaag.
Budjana sampai saat ini sudah melahirkan 4 album solo jazz. Pada album Samsara dan Home Budjana bekerjasama dengan Peter Erskine musisi dari kelompok jazz beken Weather Report. Dia juga sempat menggelar konser tunggalnya di Gedung Kesenian Jakarta dan hingga saat ini dia juga masih eksis di kelompok Gigi bareng Arman Maulana dkk.

BALAWAN

Lahir di Gianyar Bali 8 September 1973. Balwan mulai bermain musik pada usia 8 tahun dan membentuk band ketika masih disekolah dasar. Lulus sekolah menengah Balawan pindah ke Sydney belajar gitar jazz dan vocal di Australia Institute Of Music. Balawan memperoleh beasiswa selama 3 tahun untuk Diploma Of Music. Setelah 5 tahun tinggal di Sydney pada 1997 dia kembali kekampung halamannya dan membentuk band bernama Batuan Ethnic Fusion yang memadukan musik etnis Bali dengan jazz dan akhirnya menelorkan album perdananya yang diberi title Globalism.
Balawan adalah gitaris berbabakat dengan gaya permainan yang sangat khas, yang dikenal dengan teknik Touch Tapping Style (seperti halnya teknik yang dimainkan oleh Stanley Jordan), teknik permainan yang memamfaatkan kedelapan jari untuk memainkan tap pada fretboard.
Balawan diakui sebagai salah satu gitaris terbaik di Indonesia dengan pengalaman internasional yang banyak. Antara lain menjadi wakil Asia dengan gitaris Jepang Isato Makagawa dalam East Meet West Guitar Festival di Edenkoren Jerman Mei 2000. Duet dengan gitaris Australia Tommy Emanuel di Open Strings Festival di Osnabrueck Jerman 2000. Tur 12 kota di Jerman dalam International Guitar Night 2001. Menjadi wakil Asia di Hell Blues Festival di Norwegia 13 September 2001. Tampil lagi di Hell Blues Festival di Norwegia September 2005. Melakukan konser 4 kota di Australia dengan Batuan Ethnic Fusion Oktober 2005. Menjadi wakil Indonesia dalam Tokyo Asia Music Mart dan Pop Asia di Jepang Oktober 2005. Balawan yang merilis album tahun 2005 dengan title Magic Fingers yang direkam di Tokyo Jepang. Tentu Balawan tak pernah absen pula tampil pada Java Jazz dan Jak Jazz setiap tahun.

Tidak ada komentar: